Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berjanji akan terus menggenjot pendanaan dari berbagai pihak, termasuk dana kepedulian sosial (CSR) perusahaan baik swasta maupun milik pemerintah untuk beasiswa pendidikan tinggi. Gubernur Jawa Barat juga berharap pemerintah kota/kabupaten melakukan langkah serupa untuk mempercepat peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Jawa Barat yang saat ini masih berada pada angka 15 persen.
Hal tersebut diungkapkan Heryawan Seusai memberikan kuliah umum di kampus Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon, Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat juga sempat menyerahkan beasiswa kepada sekitar tiga belas mahasiswa Unswagati yang berprestasi. Beasiswa tersebut merupakan salah satu bentuk program CSR yang dilaksanakan oleh Bank Jabar dan Banten (BJB).
Tahun ini, kata Heryawan, Pemprov Jabar juga mulai mengarahkan CSR pendidikan Bank BJB untuk membantu para mahasiswa berprestasi yang kurang mampu agar tetap bisa menyelesaikan pendidikan tinggi mereka. "Ke depan CSR BJB untuk beasiswa pendidikan tinggi akan terus ditingkatkan agar pada akhir 2014 ada kenaikan signifikan dalam APK pendidikan tinggi Jawa Barat," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat berharap, dengan sinergitas pemerintah provinsi dan kota/kabupaten, APK pendidikan tinggi di Jawa Barat pada 2017 sudah bisa menyamai APK pendidikan tinggi nasional yang saat ini mencapai 25 persen. Optimisme tersebut juga didukung oleh keberadaan lima perguruan tinggi negeri yang kini ada di Jawa Barat.
Terkait perubahan status Unswagati Kota Cirebon dari perguruan tinggi swasta menjadi perguruan tinggi negeri, Heryawan menegaskan, prosesnya masih terus berjalan. Namun ia mengakui target 2010 tidak tercapai karena masih terkendala masalah penyediaan laha. "Sekarang masalah
lahan sudah hampir tuntas. katanya. Sementara itu Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro mengatakan, pihaknya mengarahkan CSR ke tiga sektor utama, pendidikan, lingkungan dan kesehatan. "Pendidikan mendapatkan prioritas paling besar 40 persen, sedangkan lingkungan dan kesehatan masing-masing 30 persen,"
ucapnya.
Bien menambahkan, selama ini CSR Bank BJB di bidang pendidikan memang lebih banyak dialokasikan untuk perbaikan ruang kelas yang rusak. Soalnya, jumlah ruang kelas yang rusak saat ini memang jauh lebih banyak dari kemampuan anggaran yang dimiliki pemerintah. Terlebih di daerah-daerah yang dilanda bencana seperti banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
Meskipun demikian, ujar Bien, pihaknya juga tidak menutup mata jika masih banyak warga tidak mampu yang berprestasi, tidak mampu meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu Bank BJB juga sudah mulai mengarahkan sebagian CSR pendidikannya untuk memberikan beasiswa.
Bien mengakui, selama ini beasiswa masih terkonsentrasi bagi mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Bandung dan sekitarnya. Namun mulai tahun ini, Wilayah III Cirebon sebagai kawasan Jawa Barat paling timur juga akan mendapat perhatian serupa. (Sumber. Bank bjb)